practice, practice, practice

ada orang yg udah kerja puluhan tahun di bidangnya, mungkin udah pindah2 kantor dan jabatan, tp karirnya gak kemana2, skill-nya jg begitu2 aja. tapi ada jg org yg baru kerja beberapa tahun, tapi karir dan skillnya langsung melonjak, melesat, melejit.

kalo mau “nyalahin” faktor eksternal udah pasti banyak: gaji, lingkungan kerja, manajemen kantor, pertemanan, dll. tapi kalo kita percaya bahwa kunci perubahan ada di dalam diri kita sendiri, kemungkinan penjelasannya cuma satu.

tipe orang yg pertama biasanya bekerja hanya sekedarnya: yg penting kerjaan selsay, klien senang, bos senang, dan bisa gajian tiap bulan. sementara tipe orang yg kedua bekerja tidak hanya sebagai syarat. dia selalu berusaha meng-upgrade skill-nya: belajar, eksplor, ngulik, dan yang terpenting: berlatih!

deliberate practice. ini yg ngebedain tipe orang yang pertama dgn yg kedua.

ini adalah salah satu pokok pembahasan di buku “Talent Is Overrated: What Really Separates World-Class Performers from Everybody Else” karangan Geoff Colvin.

intinya: semua orang bisa jadi world-class performer selama dia melakukan yg namanya deliberate practice. yg paling gampang diamati yaitu atlet dan musisi top dunia yg selama bertahun2 menghabiskan waktu puluhan jam setiap minggunya utk berlatih keras. dan ini juga berlaku utk hampir semua profesi2 lainnya: penulis, pekerja seni, peneliti, pengacara, pengusaha, sampai pialang saham.

and here’s the “scary” fact: rata2 waktu yg dibutuhkan utk mencapai level world-class performer adalah 10 tahun! scary krn 10 tahun itu adalah waktu yg sangat lama utk belatih dengan keras, intensif, dan fokus, mengulang2, mempelajari dan memperbaiki skill2 baru, dst. sekaligus scary krn itu achievable, asal punya determinasi tinggi, semua orang bisa jadi world-class performer. sekali lagi: semua orang!

sekarang tinggal kenapa ada orang2 yg mau berlatih keras, abis2an, gila2an, sementara ada orang2 yg males2an. menurut gw jawabannya ada di: apakah kita punya passion dan kecintaan pada apa yg kita kerjakan. karena passion dan kecintaan itulah yg bisa memberi kekuatan dan ketahanan utk menjalani proses yg sangat melelahkan itu.

atau, mengutip kata2 Dr. Handrawan Nadesul di salah satu bukunya:

Success is not the key to happiness
Happiness is the key to success
If you love what you are doing,
you will be succesful.

21 september 2009

reposted. first published on my facebook notes.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s